CIRI-CIRI ALIRAN SESAT

Artikel ini hanya menyebutkan ciri-cirnya saja, dan ciri-ciri ini diambil dari gambaran umum berbagai macam paham dan aliran yang sudah disebutkan oleh para ulama. Dan adalah sangat penting bagi masyarakat umum untuk mengetahuinya.

- Menggunakan al-Qur’an atau Hadis Untuk Mendoktrin atau Mempengaruhi Korbannya . Karena setiap orang Islam tahu bahwa al-Qur’an itu wahyu Allah, dan Hadis itu sabda Rasulullah Saw. yang tidak pantas dibantah, maka banyaklah orang yang terpedaya oleh doktrin mereka. Seandainya
mereka menggunakan selain keduanya, sudah sejak awal doktrin mereka pasti ditolak. Terbukti, al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Mushaddeq, Ahmadiyah, Kerajaan Eden, N11, Qur’an Suci, Islam Jama’ah, dan Inkar Sunnah, adalah aliran sesat yang jelas-jelas menggunakan ayat-ayat al-Qur’an.

Bila dinyatakan, “Setiap yang mengambil dasar dari al-Qur’an dan hadis itu pasti benar!” Maka kita bisa menjawab, bahwa “al-Qur’an atau Hadis itu memang benar, tetapi penjelasan orang terhadapnya lah yang belum tentu benar”. Maka sikap kita ketika ada orang yang menjelaskan ayat al-Qur’an atau hadis, waspadailah dengan cara mengkonfirmasikannya kepada para guru atau alim ulama yang sudah dikenal dan diakui di masyarakat. Yang sedemikian agar kita selamat dari penjelasan yang ganjil atau sesat yang seringkali menipu kalangan awam sehingga diyakini sebagai kebenaran.


- Menanamkan Rasa Percaya Diri yang Terlalu Kepada Pengikutnya . Terbukti, para pengikut aliran sesat itu seringkali berani menceramahi atau menyalahkan orang, padahal mereka baru belajar 2 minggu atau satu bulan. Mereka berani mengkaji ayat al-Qur’an atau hadis di depan orang lain, padahal tidak ada bekal yang cukup untuk itu. Lebih buruk lagi, mereka merasa paling benar, dan orang lain dianggap salah. Ini akibat rasa percaya diri yang terlalu tinggi yang mendorong mereka menjadi orang-orang sombong. Sikap ekslusivisme (merasa istimewa) seperti ini membuat mereka merasa paling pantas masuk Surga, sedang selain mereka layak masuk Neraka.

- Menyalahi Paham Mayoritas Ulama dan Umat . Umumnya, fatwa-fatwa aliran sesat itu bertolak belakang dari paham mayoritas ulama umat Islam (baik salaf maupun khalaf). Sebut saja di antaranya: Sholat bukan sembahyang tetapi amar ma’ruf nahi munkar, sholat itu hanya satu waktu, puasa itu hanya menahan diri dari makanan yang bernyawa, pergi haji itu bukan ibadah tetapi napak tilas, hadis itu perkataan manusia yang dibuat-buat dan diriwayatkan bukan perkataan Nabi Saw., mengaku jadi nabi, mengaku menerima wahyu, dan lain sebagainya. Rasulullah Saw. sudah memberikan pedoman, bahwa bila ada perbedaan di dalam agama tentang apa saja (termasuk penentuan bulan Ramadhan dan Idul Fitri, atau amalan-amalan kebaikan secara umum), hendaknya kita mengikuti paham ulama yang terbanyak, sebagaimana sabdanya:

Sabda Nabi:

"Sesungguhnya akan ada setelahku kejelekan dan kerusakan. Maka barang siapa yang melihat orang yang memisahkan diri dari jama’ah (mayoritas umat Islam) atau ingin memecah urusan (agama) umat Muhammad Saw. yang secara nyata terjadi, maka perangilah. Sesungguhnya rahmat Allah atas jama’ah. Sesungguhnya syetan berlari bersama orang yang memisahkan diri dari jama’ah”(HR. An-Nasa’i).

“Sesungguhnya umatku tidak akan berkumpul (untuk bersepakat) atas kesesatan. Maka apabila kalian mendapati perbedaan pendapat, hendaklah kalian mengikuti kelompok (ulama) yang terbesar (terbanyak)” (HR. Ibnu Majah)


- Menjauhkan Orang dari Ulama . Paham atau aliran sesat memiliki ciri khas ini, entah menjauhkan orang dari ulama, atau menjauhkan orang dari kesepakatan mayoritas ulama. Bahkan lebih buruk lagi, mereka menanamkan kebencian terhadap ulama. Mengapa? Karena bila orang kembali kepada ulama atau kitab-kitab ulama, maka ia tidak akan terpengaruh oleh paham atau aliran sesat. Ulama dan kitab-kitabnya dalam hal ini dianggap sebagai ancaman sekaligus penghalang bagi orang-orang sesat untuk menyebarkan pahamnya. Secara otomatis berlakulah hukum ini, “Barang siapa yang sering berkumpul dengan ulama atau hadir di majlis pengajian para ulama, jauh dari peluang kesesatan..

wallahu a'lam bishshawab..

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.