Seting penulisan arab di windows 8

Banyak sekali dari teman-teman yang belum tahu bagaimana cara menuliskan teks bahasa arab yang komputer atau lektopnya menggunakan sistem operasi windows 8.

Pada kesempatan kali saya mencoba memberikan toritorial mengenai- bagaimana menuliskan teks bahasa arab pada Microsoft word ataupun di media lain sepeti facebook atau Photoshop.

Untuk bisa mengetik atau menulis teks bahasa arab, yang harus disetting adalah
pengaturan bahasa keyboard yang ada pada windows 8, caranya sangat mudah.

Tampa basa-basi yuk langsung saja kita ke TKP dan simak videonya semoga bermamfaat


Cara Membuat File Iso dengan Nero 7

Pertama: Buka Nero 7 yang sudah kamu install

-Maka akan muncul tampilan seperti berikut klik data / yang bergambar kertas. lihat gambar di bawah ini kemudian pilih DVD atu CD.



-Akan muncul seperti gambar dibawah ini klik Add, untuk memilih File
yang ingin kamu jadikan File Image atau ISO.



-Setekah memilih file mana yang akan dijadikan File Image atau ISO, kemudian klik Add.



-Maka akan keluar kotak dialog seperti gambar dibawah ini, klik Nekt.




-Dibagian ini silahkan robah menjadi Image Recorder setelah itu klik Burm



-Kemudian pilh dilokasi mana Anda menyimpan file dg format iso tersebut, beri nama dan Save as type, dirubah menjadi ISO Image Files, lalu save dan tunggu proses sampai selesai.




Selamat mencoba semoga bermamfaat..

CIRI-CIRI ALIRAN SESAT

Artikel ini hanya menyebutkan ciri-cirnya saja, dan ciri-ciri ini diambil dari gambaran umum berbagai macam paham dan aliran yang sudah disebutkan oleh para ulama. Dan adalah sangat penting bagi masyarakat umum untuk mengetahuinya.

- Menggunakan al-Qur’an atau Hadis Untuk Mendoktrin atau Mempengaruhi Korbannya . Karena setiap orang Islam tahu bahwa al-Qur’an itu wahyu Allah, dan Hadis itu sabda Rasulullah Saw. yang tidak pantas dibantah, maka banyaklah orang yang terpedaya oleh doktrin mereka. Seandainya
mereka menggunakan selain keduanya, sudah sejak awal doktrin mereka pasti ditolak. Terbukti, al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Mushaddeq, Ahmadiyah, Kerajaan Eden, N11, Qur’an Suci, Islam Jama’ah, dan Inkar Sunnah, adalah aliran sesat yang jelas-jelas menggunakan ayat-ayat al-Qur’an.

Bila dinyatakan, “Setiap yang mengambil dasar dari al-Qur’an dan hadis itu pasti benar!” Maka kita bisa menjawab, bahwa “al-Qur’an atau Hadis itu memang benar, tetapi penjelasan orang terhadapnya lah yang belum tentu benar”. Maka sikap kita ketika ada orang yang menjelaskan ayat al-Qur’an atau hadis, waspadailah dengan cara mengkonfirmasikannya kepada para guru atau alim ulama yang sudah dikenal dan diakui di masyarakat. Yang sedemikian agar kita selamat dari penjelasan yang ganjil atau sesat yang seringkali menipu kalangan awam sehingga diyakini sebagai kebenaran.


- Menanamkan Rasa Percaya Diri yang Terlalu Kepada Pengikutnya . Terbukti, para pengikut aliran sesat itu seringkali berani menceramahi atau menyalahkan orang, padahal mereka baru belajar 2 minggu atau satu bulan. Mereka berani mengkaji ayat al-Qur’an atau hadis di depan orang lain, padahal tidak ada bekal yang cukup untuk itu. Lebih buruk lagi, mereka merasa paling benar, dan orang lain dianggap salah. Ini akibat rasa percaya diri yang terlalu tinggi yang mendorong mereka menjadi orang-orang sombong. Sikap ekslusivisme (merasa istimewa) seperti ini membuat mereka merasa paling pantas masuk Surga, sedang selain mereka layak masuk Neraka.

- Menyalahi Paham Mayoritas Ulama dan Umat . Umumnya, fatwa-fatwa aliran sesat itu bertolak belakang dari paham mayoritas ulama umat Islam (baik salaf maupun khalaf). Sebut saja di antaranya: Sholat bukan sembahyang tetapi amar ma’ruf nahi munkar, sholat itu hanya satu waktu, puasa itu hanya menahan diri dari makanan yang bernyawa, pergi haji itu bukan ibadah tetapi napak tilas, hadis itu perkataan manusia yang dibuat-buat dan diriwayatkan bukan perkataan Nabi Saw., mengaku jadi nabi, mengaku menerima wahyu, dan lain sebagainya. Rasulullah Saw. sudah memberikan pedoman, bahwa bila ada perbedaan di dalam agama tentang apa saja (termasuk penentuan bulan Ramadhan dan Idul Fitri, atau amalan-amalan kebaikan secara umum), hendaknya kita mengikuti paham ulama yang terbanyak, sebagaimana sabdanya:

Sabda Nabi:

"Sesungguhnya akan ada setelahku kejelekan dan kerusakan. Maka barang siapa yang melihat orang yang memisahkan diri dari jama’ah (mayoritas umat Islam) atau ingin memecah urusan (agama) umat Muhammad Saw. yang secara nyata terjadi, maka perangilah. Sesungguhnya rahmat Allah atas jama’ah. Sesungguhnya syetan berlari bersama orang yang memisahkan diri dari jama’ah”(HR. An-Nasa’i).

“Sesungguhnya umatku tidak akan berkumpul (untuk bersepakat) atas kesesatan. Maka apabila kalian mendapati perbedaan pendapat, hendaklah kalian mengikuti kelompok (ulama) yang terbesar (terbanyak)” (HR. Ibnu Majah)


- Menjauhkan Orang dari Ulama . Paham atau aliran sesat memiliki ciri khas ini, entah menjauhkan orang dari ulama, atau menjauhkan orang dari kesepakatan mayoritas ulama. Bahkan lebih buruk lagi, mereka menanamkan kebencian terhadap ulama. Mengapa? Karena bila orang kembali kepada ulama atau kitab-kitab ulama, maka ia tidak akan terpengaruh oleh paham atau aliran sesat. Ulama dan kitab-kitabnya dalam hal ini dianggap sebagai ancaman sekaligus penghalang bagi orang-orang sesat untuk menyebarkan pahamnya. Secara otomatis berlakulah hukum ini, “Barang siapa yang sering berkumpul dengan ulama atau hadir di majlis pengajian para ulama, jauh dari peluang kesesatan..

wallahu a'lam bishshawab..

Nabi Isa a.s

Bismillahirrahmanirahim

(QS,21:7) - Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

(QS,21:8) - Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.

Ayat ke-8 diatas dengan jelas menegaskan
semua nabi adalah manusia bertubuh normal, biasa makan, tidak ada yang bertubuh kekal. Jika Nabi Isa a.s. masih hidup bukankah akan bertentangan dengan isi ayat ke 8 ini.

Memang ada sebagian umat muslim yang masih percaya bahwa Nabi Isa a.s. terangkat tubuhnya oleh Allah SWT...yang artinya beliau belum mati dan kelak akan turun. Benarkah demikian?? Jika memang Nabi Isa a.s. masih hidup, hidup dimana? makan atau tidak?

Inti dari ayat ke 8 diatas adalah, tidak ada manusia yg dijadikan jasadnya kekal atau masih hidup sebelum nabi Muhammad SAW diutus..memang ada sebagian umat muslim berkeyakinan kalau Nabi Isa a.s. diselamtkan jasadnya dan hidup di suatu tempat di sorga.

Kalau kita merujuk QS Al Anbiyak ayat 7-8 diatas maka dpt disimpulkan bahwa Nabi Isa a.s. saat ini telah wafat. Wallahuaklam...

NASEHAT & TAUBAT

Mungkin pantas untuk kalimat pembuka untuk mengawali artikel  ini adalah perkataan Muhammad bin Wasi, “Kalau seandainya dosa memiliki bau niscaya tak ada yang sudi bermajlis denganku (karena saking busuknya bau dosaku).”

Ya, kalian tidak tahu betapa busuknya jiwa ini.

Ya-Allah, aku malu. Aku malu kepada-Mu bila harus menasehati hamba-hamba-Mu padahal Engkau lebih tahu siapa sebenarnya hamba-Mu ini. Tertutupnya dosa-dosa yang hamba lakukan adalah karena kasih sayang-Mu yang tercurah selalu.


Air mata taubat dan hati yang menghadap Allah

dengan hancur sehancur-hancurnya adalah keadaan terbaik seorang hamba ketika bermunajat kepada-Nya. Orang yang menitikkan air mata penyesalan seperti inilah yang justru mendapat lezatnya iman, yang jauh lebih indah daripada semua kenikmatan dunia. Dosa-dosa yang membuat hati menjerit seperti inilah yang menghantarkan kepada kedekatan kepada sang pencipta.

Rasululloh sendiri bersabda, “
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, kalau kalian tidak berdosa niscaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang melakukan dosa lalu mereka memohon ampun kepada Allah kemudian Dia mengampuni mereka.” (HR. Muslim)
Maka berbahagialah bila kita selalu memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa kita. Terlebih dengan hati yang menangis, dan menghiba rahmat-Nya. Dan Penulis merindukan hati yang menjerit seperti itu. Sekelam apapun dosa kita, sebesar apapun kemaksiatan kita, dan setinggi apapun kesalahan kita, Allah akan senatiasa membuka pintu tobat bagi hamba-hamba-Nya.

Allah berfirman, “
يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا
“Duhai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.” (az-Zumar : 53).
Panggilan yang indah dari Allah; duhai hamba-hamba-Ku.  Duhai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, yang selalu mendzalimi dirinya sendiri dengan dosa-dosanya, jangalah kalian berputus asa dari rahmat-Ku. Rahmat-Ku mendahului murka-Ku duhai hamba-Ku.
Ya. Itulah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Semoga bermamfaat,

Jawaban Bagi Penentang POLIGAMI

- Penentang Pertama : Ada beberapa orang yang menentang adanya poligami dengan berdalih pada surah an-Nisa’ ayat 129 berikut ini :

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا. النساء : ١٢٩
“Dan kalian sekali-kali tidak akan mampu berlaku adil di antara para wanita (istri-istri kalian), walaupun kalian sangat menginginkannya, karena itu janganlah kalian condong pada tiap-tiap kecenderungan (istri yang kalian cintai saja) sehingga kalian biarkan yang lain seperti terkatung-katung, dan
jika kalian mengadakan perbaikan dan memelihara diri dari kecurangan, maka sesungguhnya Alloh Ta'ala adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(Q.S. [4] An-Nisa’ : 129).

- Jawaban : Ketahuilah bahwa yang dimaksud kata-kata “ADIL” di dalam ayat tersebut menurut pendapat mayoritas Ulama' ahli tafsir adalah adil di dalam urusan nafkah dan giliran, bukan adil di dalam urusan hati dan cinta. Karena keadilan urusan hati dan cinta itu hanya milik Alloh Ta'ala saja, dan tidak ada satu orang-pun yang mampu melakukannya sebagaimana hal tersebut juga terjadi kepada diri Rosululloh SAW.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ فَيَعْدِلُ، وَيَقُولُ : اللَّهُمَّ هَذَا قِسْمِي فِيمَا أَمْلِكُ، فَلاَ تَلُمْنِي فِيمَا تَمْلِكُ وَلاَ أَمْلِكُ {رواه أبو داود (٢١٣٤)، والترمذي (١١٤٠)، وابن ماجه (١٩٧١)، وأحمد (٢٥١٦٥)}. وَقَالُوا : يَعْنِي الْقَلْبَ، وفي رواية : الْحُبّ
Dari Aisyah r.a, berkata : Adalah Rosululloh SAW, membagi kepada para istrinya, lalu beliau berusaha berbuat adil, dan beliau berdo’a :
“Ya Alloh, ini adalah bagian ku di dalam apa yang telah aku miliki, maka janganlah Engkau mencela kepada ku di dalam apa yang Engkau miliki dan tidak aku miliki”. (H.R. Abu Dawud, No Hadits : 2134, dan At-Tirmidzi, No Hadits : 1140, dan Ibnu Majah, No Hadits : 1971, dan Ahmad, No Hadits : 25165). Dan mereka berkata : (Yang dimaksud adalah HATI, dan di dalam satu riwayat adalah CINTA.)

Dan di dalam hadits shohih al-Bukhori dan Muslim juga telah di jelaskan bahwa ‘Aisyah adalah istri yang paling dicintai oleh Rosululloh SAW, sedangkan para istri yang lain juga telah mengetahui hal itu. (Ihya’ Ulumiddin 2/60).

Hal ini sebagai bukti bahwa mencintai salah satu istri melebihi cintanya kepada istri-istri yang lainnya adalah boleh, asalkan tetap adil di dalam masalah pembagian nafkah dan giliran.

Dan bahkan di dalam hadits shohih al-Bukhori No : 5212 dan Muslim No : 1463 juga telah dijelaskan bahwa salah satu istri Rosululloh SAW yang bernama Saudah binti Zam’ah telah merelakan giliran hari-harinya untuk ‘Sayyidah Siti Aisyah ra. Hal ini beliau lakukan agar Rosululloh SAW tidak jadi menceraikan dirinya.

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : خَشيت سَوْدَة أن يطلقها رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقالت : يا رسول الله، لا تطلقني واجعل يومي لعائشة، ففعل. تفسير ابن كثير
Dari Ibnu Abbas ra berkata : Saudah takut kalau Rosululloh SAW menceraikan dirinya, lalu dia berkata :  "Wahai Rosululloh, janganlah engkau menceraikan diri ku, dan jadikanlah hari-hari ku untuk ‘Aisyah, lalau Rosululloh SAW melakukannya”. (Periksa Tafsir Ibnu Katsir).

Dan perlu di ingat bahwa istri Rosululloh SAW saat itu berjumlah sembilan orang, dan karena beliau memberikan gilirannya Saudah binti Zam’ah kepada ‘ Sayyidah Siti Aisyah ra, maka beliau menggilir para istri dalam waktu delapan hari dengan pembagian masing-masingnya selama satu hari.

Coba bayangkan wahai para wanita muslimah zaman ini, bagaimana perasaan kalian kalau seandainya selama delapan hari baru mendapat giliran satu hari saja...???
Apakah kalian akan meniru gaya hidup para istri Rosululloh SAW ataukah gaya hidup orang-orang barat...???.


- Penentang Kedua : Ada orang yang menentang poligami dengan alasan bahwa orang yang berpoligami itu hanya menjadi budak hawa nafsu belaka dan bukan karena adanya dasar syari’at atau ingin mejalankan sunnah Rosululloh SAW.

- Jawaban : Ketahuilah, bahwa orang yang menentang adanya poligami dengan alasan seperti itu adalah mereka yang sok suci dan sok mampu menundukkan hawa nafsunya. Kalau memang seseorang mampu menundukkan nafsu syahwatnya dengan memperbanyak ibadah yang lain, maka hal itu lebih baik, namun bagi orang yang tidak mampu maka poligami adalah solusinya karena syari’at Islam itu telah mengatur bagaimana seseorang dapat menyalurkan nafsu syahwatnya ke tempat-tempat yang halal dan berpahala, oleh sebab itu Alloh SWT telah memberikan solusi terbaik dengan dihalalkannya poligami.


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : وفي بضع أحدكم صدقة، قالوا : يا رسول الله، أيأتي أحدنا شهوته ويكون له فيها أجر؟ قال : أرأيتم لو وضعها في حرام أكان له وزر؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجر. رواه مسلم (٧٢٠، ١٠٠٦) عن أبي ذر رضي اله عنه
Rosullulloh SAW bersabda : “Dan di dalam persetubuhan salah seorang di antara kalian adalah sedekah”, mereka bertanya : Wahai Rosululloh, apakah salah seorang di antara kami mendatangi syahwatnya dan ada baginya di dalamnya pahala...?,

beliau menjawab : “Apakah pendapat kalian kalau seseorang meletakkannya di dalam yang haram apakah ada baginya dosa...? Maka demikian halnya apabila dia meletakkannya di dalam yang halal, maka ada baginya pahala”. (H.R. Muslim No : 720, 1006) dari Abu Dzar ra.

Di dalam syarah kitab al-Arba’in an-Nawawi dijelaskan :

إعلم، أن شهوة الجماع شهوة أحبها الأنبياء والصالحون، قالوا : لما فيها من المصالح الدينية والدنيوية، ومن غض البصر وكسر الشهوة عن الزنا وحصول النسل الذي تتم به عمارة الدنيا وتكثر به الأمة إلى يوم القيامة، قالوا : وسائر الشهوات يقسي تعاطيها القلب إلا هذه، فإنها ترق القلب
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya syahwat jima’ adalah syahwat yang dicintai oleh para Nabi dan orang-orang sholeh, mereka berkata :
Karena sesuatu yang ada di dalamnya dari kemaslahatan agama dan dunia, dan dari menahan pandangan dan memecahkan syahwat dari perzinahan serta sampainya keturunan yang meyempurnakan ramainya dunia dan banyaknya umat manusia hingga hari kiamat, mereka berkata : Segenap syahwat pelampiasannya akan mengeraskan hati kecuali yang ini, karena sesungguhnya syahwat yang ini akan melembutkan hati. (Syarah al-Arba’in an-Nawawiyah, 83).
Dan perlu menjadi catatan bahwa istrinya Nabi Dawud AS berjumlah sembilan puluh sembilan orang, sedangkan istrinya Nabi Sulaiman berjumlah seribu orang.

- Penentang Ketiga : Ada orang yang menentang adanya poligami dengan hadits yang menceritakan tentang kisah Sayyidina Ali bin Abu Tholib ra. yang bermaksud berpoligami, lalu dilarang oleh Rosululloh SAW.

Jawaban : Ketahuilah, bahwa Rosululloh SAW tidak melarang secara mutlak adanya poligami kepada Sayyidina Ali bin Abu Tholib ra, namun karena ada satu sebab, yaitu yang hendak dikhitbah oleh Sayyidina Ali bin Abu Tholib ra. adalah putrinya Abu Jahal, sedangkan Abu Jahal adalah musuh Islam, sehingga tidak mungkin putri Rosululloh SAW akan dimadukan dengan putrinya Abu Jahal. Dan berikut ini adalah salah satu redaksi hadits tersebut :


عَنِ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ خَطَبَ بِنْتَ أَبِي جَهْلٍ وَعِنْدَهُ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا سَمِعَتْ بِذَلِكَ فَاطِمَةُ أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَهُ : إِنَّ قَوْمَكَ يَتَحَدَّثُونَ أَنَّكَ لاَ تَغْضَبُ لِبَنَاتِكَ وَهَذَا عَلِيٌّ نَاكِحًا ابْنَةَ أَبِي جَهْلٍ، فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْتُهُ حِينَ تَشَهَّدَ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ : فَإِنِّي أَنْكَحْتُ أَبَا الْعَاصِ بْنَ الرَّبِيعِ فَحَدَّثَنِي فَصَدَقَنِي وَإِنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ مُضْغَةٌ مِنِّي وَإِنَّمَا أَكْرَهُ أَنْ يَفْتِنُوهَا، وَإِنَّهَا وَاللَّهِ لاَ تَجْتَمِعُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ وَبِنْتُ عَدُوِّ اللَّهِ عِنْدَ رَجُلٍ وَاحِدٍ أَبَدًا، فَتَرَكَ عَلِيٌّ الْخِطْبَةَ. رواه مسلم (٤٤٨٥). حديث صحيح
Dari Al-Miswar bin Makhromah, sesungguhnya Ali bin Abu Tholib mengkhitbahi putrinya Abu Jahal, sedangkan di sisinya ada Fathimah putrinya Rosululloh SAW, lalu tatkala Fathimah mendengar hal itu, maka ia mendatangi Rosululloh SAW lalu berkata kepada beliau :
Sesungguhnya kaum-mu menceritakan bahwa sesungguhnya engkau tidak akan marah kepada putri mu, dan ini Ali menikahi putrinya Abu jahal, lalu Rosululloh SAW berdiri, lalu beliau membaca syahat, kemudian bersabda :
“Amma Ba’du” : “Sesungguhnya aku telah menikahkan Abu al-Ash bin ar-Rabi’, lalu dia bercerita kepada ku dan berbuat benar kepada ku, dan sesungguhnya Fathimah binti Muhammad adalah sekerat daging dari ku, dan sesuggguhnya aku hanyalah tidak suka kalau mereka membuat fitnah kepadanya, dan sesungguhnya dia demi Alloh tidak akan berkumpul putrinya Rosululloh dengan putrinya musuhnya Alloh di sisi satu orang lelaki untuk selama-lamanya”.  Lalu Sayyidina Ali bin Abu Tholib ra. meninggalkan khitbahnya”. (H.R. Muslim No : 4485).

Dan perlu menjadi catatan, bahwa Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra. setelah ditinggal wafat oleh Sayyidah Siti Fathimah Az-Zahro ra. beliau juga berpoligami.

Wallohu A’lam....

Malam Lailatul Qadr"antara mitos dan legenda"


Malam yang seharusnya menjadi rahmat semesta alam, berdiri diantara mitos dan legenda


Malam turunnya Al qur an, menjadi sebuah kegamangan tersendiri. Hikayatnya hanya orang-orang suci, para wali, dan orang-orang sakti, yang mampu mendapatkan malam lailatul qodar.

Kita orang awam menjadi penonton yang terlongok, menunggu cerita kemurahan hati mereka-mereka yang nanti akan mengkhabarkannya kepada kita semua. Seumpama anak kecil yang menunggu di dongengi cerita ‘nina bobok’ sebelum tidur oleh Ibunya.

Begitulah kita orang ‘awam’ yang belajar agama ‘pas-pasan’ hanya dari uztad kampung yang tidak lulus sekolahan. Ya, itulah potret saya, kaum urban yang berangkat dari kampung hanaya semata berbekal ke nekad-an.

Namun itu penggalan cerita, sebagaimana manusia itu semua ada masanya, ketika kesadaran beragama muncul di dada. Rasanya semua ingin diketahuinya. Apalagi perihal turunnya Al qur an. Sebuah momen paling penting dalam kehidupan beragama anak manusia. Sebuah malam yang menjadi ‘titik balik’ kesadaran umat Islam dalam membangun peradabannya.

Suatu malam yang layak diketahui dan layak didapatkan siapa saja. (Yaitu) Semua umat Islam yang menghendaki perubahan dalam hidupnya. Sebab dalam malam itu, turun RUH (Jibril) untuk mengatur segala urusan manusia dan alam semesta. “Pada malam itu turun malaikat dan Ruh (Jibril) dengan ijin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (QS. Al Qadr; 4)

Maka sayang, jika kita tidak turut ambil bagian bersama mereka, agar segala urusan kita, nantinya juga di akomodasi dan di perhatikan serta diurus penyelesaiannya  oleh Ruh (Jibril).

Namun bagaimana mendapatkan malam itu ?. Apa daya ilmu tidak punya ?!.

Bagaimana keadaan malam lailatul qadr ?. Hati bertanya, mencari di semua literatur, namun banyak jawaban  bagai sebuah mitos dan legenda. Apa benar malam itu ada di jaman sekarang ini ?.

Apakah malam lailatul qadr semacam malam seremonial saja ?. Sebagaimana manusia memperingati hari proklamasi. Memperingati hari kelahiran. Dan hari-hari penting lainnya ?.

Jika jawab ‘iya..!’. Timbul pertanyaan, mengapa manusia dari jaman dahulu hingga sekarang ini. Senantiasa berbondong-bondong ‘itikaf’ di masjid menunggu datangnya malam itu ?. Tidak mungkin tidak ada malam lailatul qadr. Sebab semua umat Islam meyakininya.

Jika jawabnya ‘bukan.. !’. Adakah manusia yang memberikan kesaksiannya dan membuktikan bahwa dia pernah mendapatkan malam yang dimaksud itu ?.

Maka keadaan malam lailatul qadr menjadi ‘mistery’ yang terbarukan di sepanjang peradaban Islam itu sendiri. Berada diantara mitos dan legenda.

Maka untuk menjawab semua itu, mari kita coba cari rujukannya. Sekedar untuk mencari pijakan sebagai loncatan langkah ke depan. Dalam upaya kita untuk membuktikan malam lailatul qadr. Mencari referensinya bahwa malam itu benar-benar ada.

“Jangan Engkau gerakkan lidahmu karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Jika Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya.” (QS. Al Qiyamah; 16-18)

Mari kita sandingkan pemahaman ini, dengan malam lailatul qadr. Jika kita meyakini bahwa malam itu adalah malam turunnya Al qur an. Kita sudah mendapatkan referensinya, perihal apakah yang di maksudkan dalm malam ‘kemuliaan’ turunnya Al qur an (lailatut qadr) itu. Bahwa ;

Hakekatnya, malam itu adalah malam ‘MEMBACA !’. Malam itu para malaikat membawa ayat-ayat Al qur an untuk dibaca oleh seluruh umat manusia, terutama manusia yang meyakini Islam sebagai agama mereka.

Malam ‘inagurasi’ bagi umat Islam. Adalah mengulang momen saat ketika Rosululloh pertama kali diajarkan ‘MEMBACA” oleh Jibril. Dan seluruh umat Islam akan mendapatkan kesempatan yang sama, pengajaran yang sama, sebagaimana beliau. Tentunya dalam kadar dan ukurannya masing-masing, sesuai keadaan manusia itu sendiri.

Masalahnya adalah maukah umat Islam ‘meneladani’ bagaimana cara Rosulullooh “MEMBACA !’ ?!. Sangat-lah sedikit orang, yang mau meniru cara belajar Rosululloh ini. Manusia datang dengan kehebatan ilmunya masing-masing. Mereka menggunakan teknik membaca yang sudah di kemas sedemikian rupa. Inilah problematika umat Islam.

Sementara, Rosululloh men’taati’ benar-benar perintah; “Janganlah Engkau gerakkan lidahmu cepat-cepat (menguasai) nya .“

Artinya saat kita membaca,   ‘diam’ dan dengarkan, jangan terburu nafsu, jangan tergesa-gesa, rasakan dengan perlahan saja, dunakan seluruh system ketubuhan kita, gunakan ruh kita, sehingga sampai terasa ‘KLEK’ di hati, masuk ‘KLIK’ . Sampai semuanya tuntas ‘pool’  terkumpul di dada kita.

Jangan terburu-buru dan serakah ingin menguasai semua. Mungkin bagian kita hanya mampu membaca semisal satu ayat saja, ‘Bismillah hirohmanir rohiem’. Ya, kita syukur, sebab bilamana kita mampu membaca satu ayat saja dari Al qur an, sungguh tiada terbilang manfaatnya buat diri kita. (Pada diri Rosulullohpun Al qur an diturunkan ber angsur angsur).

Dan karena itu, dada kita menjadi luas, tenang , damai. Raga kita kemudian merespon, sehingga nampak angin diam, tidak terasa menyentuh kulit. Alam semesta seperti turut bersuka cita atas keberhasilan kita membaca. Seakan-akan ikut mendoa kan kita.

Memberikan selamat.  Mereka me muliakan kita. Mereka bersujud kepada kita. Sebagaimana saat itu alam semesta sujud kepada nabi Adam.Seakan-akan (malam itu) Kita berada diantara (bersama) alam semesta yang tengah me muliakan diri kita.

“Salamun. Hiya hatta matla ‘il fajr .“ Mereka semua (alam semesta) mengucapkan “SALAM”. Doa kesejahteraan terus menerus sampai terbitnya fajar kepada diri kita yang sukses ‘belajar membaca’ ayat Al qur an. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. (Keadaan ini banyak diceritakan kaum sufi melalui bahasa metaphora)

Setelah terkumpul semua , baru kita ‘searching’ kita bangkitakan perlahan-lahan, bersama seluruh entitas kesadaran kita. Mengikuti bacaan yang ada di dalam hati kita. Perlahan saja  kita ikuti bacaan tersebut. Ada kesatuan antara raga, hati, akal, pikiran, perasaan, dan lidah kita yang mengucapkan. Kita lakukan seiring dengan gerak kehidupan kita. Memaknai melalui apa saja yang kita temuai dalam ‘keras’nya kehidupankota.

Sebagai perumpamaaan. Saat saya ceritakan. “Saya mengiris jeruk nipis…saya gigit..cairan masuk..iihhhk..!.” maka setiap orang yang pernah merasakan kecutnya jeruk nipis akan merespon apa yang saya ceritakan.

Maka semisal begitulah saat kita dalam membaca ayat Al qur an yang saya maksudkan. Namun tentunya efeknya ribuan kali lipat dari jeruk nipis. Bahkan dikisahkan gunung pun akan hancur ketika menerima Al qur an.

Sayang sekali, sering kita tidak mau mengikuti kaidah ini. Kita selalu terburu-buru. Banyak dari kita malah hanya ingin mendengar apa yang kita ingin demgar saja. Atau malahan sering ‘kebablasan’, inginnya kita ‘mengajari’ Allah, (untuk) bagaimana seharusnya Allah ‘mengajari diri kita.

Maka menjadi lumrah jika,  saat kita ‘itikaf’ seperti hal-nya memindahkan batal dan tempat tidur kita saja dari rumah ke masjid.  “Lha, Jaka Sembung bawa onta. Gak nyambung gue kata!”.

Inilah esensi yang seharusnya mampu kita maknai !.

Oleh karenanya, dalam pemahaman saya. Sangat penting bagi kita yang ingin menacari malam lailatul qadr adalah persiapan diri kita untuk ‘membaca’. Jadi jangan biarkan ayat-ayat Al qur an turun tidak dibaca oleh kita. Atau kita abaikan begitu saja. Siapakan instrument yang kita butuhkan untuk membaca. Hati, akal, badan, jiwa, ruh, dan seluruh entitas yang diliputi kesadaran kita. “Bacalah, dengan (atas) nama Tuhanmu.” Itulah yang diperintahkan.

Kita sering keliru dalam memaknai malam lailatul qadr ini. Kita seperti tengah mengharap ‘lotre’, atau kita seperti menanti UFO yang akan turun dari langit. Mata kita senantiasa ‘kelap kelip’  mengarap datangnya, kok nggak turun-turun. Maka sampai lebaranpun , ya nggak bakalan turun.

Malam lailatul qadr adalah malam kemuliaan. Malam dimana terjadi ‘fase pembalikan’  pada diri manusia. Sebagaimana yang terjadi pada diri Rosululloh.

Bagi yang menetapi dan menadaptkannya nya akan diberikan kemuliaan, diberikan kesuksesan dunia kaherat tanpa batas. Maka inilah malam kemuliaan.

Pada malam inilah terjadinya penyinaran cahaya di hati kita. Hati kita akan dicahayai-Nya dengan perumpamaan seribu bulan. Maka persiapkanlah hati kita. Sucikanlah jiwa kita terlebih dahulu agar mampu menerima turunnya Al qur an di dada kita.

Inilah ‘anugrah’ dari Allah Tuhan manusia atas umat Muhammad. Allah yang akan memberikan cahaya-Nya sendiri ke dalam dada umat Muhammad ini. Tidak lagi melalui AVATAR.

Pertanyaannya maukah manusia dimuliakan-Nya ?.

Maka Allah menjawab sendiri dalam firman-Nya, “Sunguh kami telah menunjukkan kepadanya (manusia) jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.” (QS. Al Insan; 3)

Maka kembalinya, terserah kepada kita untuk menjalani dan memaknainya. Semua sudah di akomodasi oleh Al qur an itu sendiri.  Pada posisi mana kita memilih. “Bersukur ataukah kufur !.” Dengan jalan kemuliaan yang diatawakan pada malam lailatul qadr ini.

Apakah akan menjadikan malam lailatul qadr menjadi sebuah kenicayaan (realitas) ataukan akan menjadi cerita semisal mitos atau legenda saja ?!.

Pilihan ada pada kita semua !.

Akhir kata, artikel ini hanyalah sebagai ‘share’ pemikiran dan pemahaman saja. Kebenaran datang dari Allah. Jika ada kesalahan maka datangya, ada pada diri saya yang fakir, yang tidak memiliki Ilmu. Jikalau itu ada manfaat, sebab  itu karena anda sendiri. Dan jika mengandung ke mudharat, sumbernya berasal dari kebodohan saya adanya. Terima kasih sudah membaca. “Salamun. Hiya hatta matla ‘il fajr .“ Kesejahteraanlah bagi anda semua.


Walohualam

Cara Install dan Mengaktifkan IDM Final

Internet Download Manager adalah alat untuk men-download file dari Internet dengan kecepatan yang lebih unggul jika dibandinkan dengan aplikasi lain. IDM dapat mendownload beberapa file atau berkas secara bersamaan. Cara menggunakannyapun sangat sederhana

Kalau Anda mau menggunakan aplikasi ini silahkan download IDM Final--Disini-- filenya berbentuk Rar. setelah download Excratc dulu menggunakan wrar. Kalau Anda belum punya silahkan download dulu--Disini-- kemudian install.

Untuk lebih memudahkan Anda sengaja saya lengkapi dengan Video dibawah ini
Cara Install dan Mengaktifkan IDM Final

Postingan Lama

Diberdayakan oleh Blogger.